Selasa, 18 Desember 2012

PENELITIAN DESKRIPTIF


BAB I
PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN PENELITIAN DESKRIPTIF
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal. Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
Disamping kedua alasan seperti tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di pahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini  sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penenelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau  dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel. Penelitian deskriptif mempunyai keunikan seperti berikut :
a.       Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yag sangat sediit, akibatnya biasa dalam membuat kesimpulan.
b.      Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan reliable.
c.       Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.
2.      LANGKAH DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN DESKRIPTIF
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut :
a.       Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.
b.      Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
c.       Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
d.      Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
e.       Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
f.       Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.
g.      Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
h.      Membuat laporan penelitian.
Selain itu, penelitian deskriptif mempunyai karakteristik. Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (2004) yaitu :
·         penelitian deskriptif cendrung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat.
·         tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan.
·         tidak adanya uji hipotesis.
3.      MACAM-MACAM PENELITIAN DESKRIPTIF
a.      Penelitian Laporan Dari (Self-Report research)
Dari kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif mempunyai beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan diri dengan menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi dikumpulkan oleh orang  tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti.
Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data dari lapangan.
Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report adalah bahwa dalam menggunakan metode observasi dalam melakukan wawancara, para peneliti harus dapat menggunakan secara simultan untuk memperoleh data yang maksimal.

b.      Studi Perkembangan (Developmental Study)
Studi perkembangan atau developmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku, sasaran penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara individual maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti.
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden.
c.       Studi Kelanjutan (Follow-up study)
Studi kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan, misalnya rogram pendidikan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima program di suatu lembaga pendidikan. Sebagai contoh Badan Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi tingkat serapan alumni dalam memasuki dunia kerja, setelah mereka selesai program pendidikannya.
Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal istilah antara output dan outcome. Out (keluran) berkaitan dengan informasi hasil akhir setelah suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran di selesaikan. Sedangkan yang dimaksud dengan data yang di ambil dari outcome (hasil) biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan, misalnya program pendidikan kepada subjek yang di teliti setelah mereka kembali ke tempat asal yaitu masyarakat.
d.      Studi Sosiometrik (Sociometric study)
Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah analisis hubungan antarpribadi dalam suatu kelompok individu. Melalui analisis pilihan individu atas dasar idola atau penolakan sesorang terhadap orang lain dalam suatu kelompok dapat di tentukan.
Prinsip teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan denga siapa dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi.

Furchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu :
1.      Studi kasus
2.      Survei.
3.      Studi perkembangan.
4.      Studi tindak lanjut, yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
5.      Analisis dokumenter. Studi ini sering juga disebut analisis yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.
6.      Analisis kecenderungan. Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
7.      Studi korelasi. Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.
Penelitian deskriptif mempunyai keunikan diantaranya, seperti berikut :
  • Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan responden yang sedikit yang dapat menakibatkan biasanya kesimpulan;
  • Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadang kala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai;
  • Memerlukan permasalahan yang di rumuskan ssecara jelas, agar pada waktu menjaring data di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan.





BAB II
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal. Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
B.     Saran
Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel

Sabtu, 15 Desember 2012

MUSEUM SANG NILA UTAMA


A.    Pemberian nama Sang Nila Utama
Sang Nila Utama adalah nama yang diberikan kepada museum yang berasal dari nama seorang Raja Bintan yang berkuasa sekitar abad XIII Masehi di pulau Bintan. Museum ini pada awalnya belum diberi nama, namun atas inisiatif Kepala Museum waktu itu, ditunjuklah beberapa Budayawan Riau dengan surat keputusan tanggal 13 Oktober 1993, untuk mengusulkan beberapa nama yang termasyhur di Riau untuk dijadikan nama museum ini.
Menurut data sejarah, daerah Riau dahulu merupakan daerah kekuasaan kerajaan Sriwijaya antara abad ke-7 sampai abad ke-12. Pada masa puncak kejayaannya, kerajaan Sriwijaya merupakan pusat perdagangan internasional dan pusat pengajaran agama Budha di Asia Tenggara. Setelah kerajaan Sriwijaya runtuh akibat serangkaian invasi, banyak para Bangsawan kerajaan keturunan Dinasti Sailendra meninggalkan daerah yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kebesaran takhta leluhur mereka dengan mendirikan kerajaan-kerajaan baru. Salah satunya adalah Sang Sapurba, yang meninggalkan Palembang dengan diiringi oleh Mangkubumi yang tidak lain adalah mertuanya sendiri yaitu Demang Lebar Daun dan putranya Sang Nila Utama.
B.     Sarana dan Prasarana
Museum Sang Nila Utama terletak di Jl. Jendral Sudirman Pekanbaru, museum ini menyimpan berbagai aneka koleksi benda-benda sen dan budaya seperti pakaian adat, gaun pengantin, permainan rakyat seperti gasing, alat-alat musik dari berbagai daerah yang ada di Riau dan benda-benda bersejarah propinsi Riau lainnya.
Tidak jauh dari dari museum Sang Nila Utama ini terdapat satu bangunan khas dengan arsitektur melayu yang kental yaitu Gedung Taman Budaya Riau, dimana gedung ini digunakan sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni melayu Riau, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
1.      Gedung Perkantoran Museum
Gedung perkantoran museum ini terletak di belakang gedung induk. Adapun dalam gedung ini terdapat beberapa ruangan, antara lain :
a.       Ruang kepala museum
b.      Ruang pengolahan data
c.       Ruang storage koleksi
d.      Ruang kurator
e.       Ruang rapat
f.       Ruang pameran temporer
g.      Perpustakaan
h.      Ruang bimbingan
i.        Ruang konservasi dan preparasi
2.      Gedung Induk
Gedung induk terletak dibagian depan komplek museum daerah dengan bentuk bangunan bergaya arsitektur rumah Tradisional Melayu Riau. Pada gedung inilah sebagian besar koleksi museum dipamerankan secara tetap dalam jangka waktu yang panjang dengan pengertian akan diadakan renovasi tata pamerannya kembali setelah minimal 5 tahun lamanya.
3.      Gedung Audiotorium
Terletak disebelah kiri gedung (dilihat dari pintu masuk areal museum). Pada gedung inilah kelompok bimbingan edukasi cultural melaksanakan kegiatannya, antara lain ceramah, penyuluhan, peragaan dan lomba.
4.      Pos Jaga
Terletak disisi kiri dan kanan dekat dengan pintu masuk dan keluar museum.
5.      Taman
Terletak dihalaman depan dan belakang museum. Pada taman dihalaman depan terdapat kolam kecil dan miniature pompa angguk (alat pengeboran minyak bumi) sumbangan dari PT. Caltex Pasifik Indonesia. Taman pada halaman belakang dilengkapi dengan bangku taman dan sarana permainan anak-anak seperti ayunan, jungkit-jungkit serta mushollah.
6.      Koleksi Museum Daerah
Berdasarkan klasifikasi koleksi museum umum yang diterbitkan oleh direktorat permuseuman, yang merupakan klasifikasi penggolongan koleksi adalah :
a.       Geologika
b.      Biologika
c.       Etnografika
d.      Arkeologika
e.       Historika
f.       Numismatika dan Heraldika
g.      Fiologika
h.      Keramologika
i.        Seni rupa
j.        Teknologika
Museum yang dikenal dengan nama Sang Nila ini merupakan sebuah bangunan bergaya arsitektur tradisional Melayu yang terletak dijalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, tidak jauh dari Bandara Simpang Tiga. Museum yang buka tiap hari kecuali hari Senin dan hari-hari Besar. Museum ini menyimpan berbagai koleksi benda seni, sejarah dan budaya daerah Riau umumnya. Bersebelahan dengan Museum terdapat pula sebuah bangunan dengan ciri arsitektur yang hampir sama, yaitu Gedung Taman Budaya Riau, diperuntukan sebagai pusat berbagai kegiatan seni dan budaya.
Koleksi museum ini berjumlah 4.298 buah, berupa koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik/heraldik, filologi, keramik, dan senirupa. Dengan koleksi peninggalan sejarah yang cukup banyak, museum Sang Nila Utama ini bisa dikatanan tidak kalah menarik dengan museum-museum yang ada di luar pulau Sumatra. kemegahan dan kelengkapan yang disajikan dimuseum ini ternyata tidak sepadan dengan pandangan masyarakat Pekanbaru khususnya, Museum yang berdiri 9 Juli 1994 ini ternyata nyaris tanpa pengunjung di setiap harinya. Hal yang sangat miris untuk didengar tentunya.
Adapun susunan penataan koleksi museum Sang Nila Utama adalah:
1)      Pengenalan umum dan aspek lingkungan, yang terdiri dari
Ø  Panel peta provinsi Riau
Ø  Vitrin koleksi hasil pertambangan mineral organic dan anorganik
Ø  Vitrin koleksi hasil pertambangan (granit, batu pasir, gamping, dll)
Ø  Vitrin beberapa koleksi jenis kayu (meranti, rengas,ramin, dll)
Ø  Vitrin koleksi beberapa fosil manusia purba dan fana purba
Ø  Maket geomorfologi provinsi Riau
Ø  Panel lambng-lambang daerah
Ø  Vitrin beberapa jenis binatang (harimau, tringgiling, dll)
Ø  Maket kilang minyak
2)      Aspek sejarah, terdiri dari:
Ø  Vitrin koleksi replica fosil pithecanthropus erectus
Ø  Vitrin koleksi kapak perimbas paleolitikum dan kapak batu dari zaman sumatralith dari masa mesolitikum
Ø  Vitrin koleksi alat batu serpih bilah mesolitikum dan kapak batu
Ø  Vitrin koleksi keramik cina
Ø  Vitrin koleksi piring keramik belanda
Ø  Vitrin koleksi mata uang dari masa sebelum kemerdekaan sampai masa sesudah kemerdekaan
Ø  Empat buah stempel kerajaan Riau-Lingga
Ø  Vitrin replica koleksi payung kerajaan Siak
Ø  Maket mesjid penyengat
Ø  Maket candi muara takus
Ø  Maket istana siak
Ø  Panel foto Gubernur Riau dari yang pertama sampai sekarang
3)      Aspek kebudayaan
Ø  Vitrin alat koleksi menangkap ikan di sungai
Ø  Vitrin koleksi menangkap ikan di laut
Ø  Vitrin koleksi alat pertanian
Ø  Vitrin koleksi maruguok
Ø  Diorama pandai besi
Ø  Diorama kehidupan suku sakai
Ø  Vitrin koleksi alat berburu
Ø  Vitrin senjata tradisional
Ø  Vitrin koleksi alat music
Ø  Vitrin koleksi wadah air
Ø  Vitrin koleksi congklak, layang-layang
Museum ini buka dari hari senin-minggu, dimulai dari jam 08.00 sampai jam 15.00 wib