A.
Pemberian
nama Sang Nila Utama
Sang
Nila Utama adalah nama yang diberikan kepada museum yang berasal dari nama
seorang Raja Bintan yang berkuasa sekitar abad XIII Masehi di pulau Bintan. Museum
ini pada awalnya belum diberi nama, namun atas inisiatif Kepala Museum waktu
itu, ditunjuklah beberapa Budayawan Riau dengan surat keputusan tanggal 13
Oktober 1993, untuk mengusulkan beberapa nama yang termasyhur di Riau untuk
dijadikan nama museum ini.
Menurut
data sejarah, daerah Riau dahulu merupakan daerah kekuasaan kerajaan Sriwijaya
antara abad ke-7 sampai abad ke-12. Pada masa puncak kejayaannya, kerajaan
Sriwijaya merupakan pusat perdagangan internasional dan pusat pengajaran agama
Budha di Asia Tenggara. Setelah kerajaan Sriwijaya runtuh akibat serangkaian
invasi, banyak para Bangsawan kerajaan keturunan Dinasti Sailendra meninggalkan
daerah yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kebesaran takhta leluhur
mereka dengan mendirikan kerajaan-kerajaan baru. Salah satunya adalah Sang
Sapurba, yang meninggalkan Palembang dengan diiringi oleh Mangkubumi yang tidak
lain adalah mertuanya sendiri yaitu Demang Lebar Daun dan putranya Sang Nila
Utama.
B.
Sarana
dan Prasarana
Museum
Sang Nila Utama
terletak di Jl. Jendral Sudirman Pekanbaru, museum ini menyimpan berbagai aneka
koleksi benda-benda sen dan budaya seperti pakaian adat, gaun pengantin,
permainan rakyat seperti gasing, alat-alat musik dari berbagai daerah yang ada
di Riau dan benda-benda bersejarah propinsi Riau lainnya.
Tidak jauh dari dari museum Sang Nila Utama ini terdapat satu
bangunan khas dengan arsitektur melayu yang kental yaitu Gedung Taman Budaya
Riau, dimana gedung ini digunakan sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni melayu Riau,
dan kegiatan-kegiatan lainnya.
1. Gedung
Perkantoran Museum
Gedung perkantoran museum ini
terletak di belakang gedung induk. Adapun dalam gedung ini terdapat beberapa
ruangan, antara lain :
a. Ruang
kepala museum
b. Ruang
pengolahan data
c. Ruang
storage koleksi
d. Ruang
kurator
e. Ruang
rapat
f. Ruang
pameran temporer
g. Perpustakaan
h. Ruang
bimbingan
i.
Ruang konservasi dan preparasi
2. Gedung
Induk
Gedung induk terletak dibagian
depan komplek museum daerah dengan bentuk bangunan bergaya arsitektur rumah
Tradisional Melayu Riau. Pada gedung inilah sebagian besar koleksi museum
dipamerankan secara tetap dalam jangka waktu yang panjang dengan pengertian
akan diadakan renovasi tata pamerannya kembali setelah minimal 5 tahun lamanya.
3. Gedung
Audiotorium
Terletak disebelah kiri gedung
(dilihat dari pintu masuk areal museum). Pada gedung inilah kelompok bimbingan
edukasi cultural melaksanakan kegiatannya, antara lain ceramah, penyuluhan,
peragaan dan lomba.
4. Pos
Jaga
Terletak disisi kiri dan kanan
dekat dengan pintu masuk dan keluar museum.
5. Taman
Terletak dihalaman depan dan
belakang museum. Pada taman dihalaman depan terdapat kolam kecil dan miniature
pompa angguk (alat pengeboran minyak bumi) sumbangan dari PT. Caltex Pasifik
Indonesia. Taman pada halaman belakang dilengkapi dengan bangku taman dan
sarana permainan anak-anak seperti ayunan, jungkit-jungkit serta mushollah.
6. Koleksi
Museum Daerah
Berdasarkan klasifikasi koleksi
museum umum yang diterbitkan oleh direktorat permuseuman, yang merupakan
klasifikasi penggolongan koleksi adalah :
a. Geologika
b. Biologika
c. Etnografika
d. Arkeologika
e. Historika
f. Numismatika
dan Heraldika
g. Fiologika
h. Keramologika
i.
Seni rupa
j.
Teknologika
Museum
yang dikenal dengan nama Sang Nila ini merupakan sebuah bangunan bergaya
arsitektur tradisional Melayu yang terletak dijalan Jenderal Sudirman
Pekanbaru, tidak jauh dari Bandara Simpang Tiga. Museum yang buka tiap hari
kecuali hari Senin dan hari-hari Besar. Museum ini menyimpan berbagai koleksi
benda seni, sejarah dan budaya daerah Riau umumnya. Bersebelahan dengan Museum
terdapat pula sebuah bangunan dengan ciri arsitektur yang hampir sama, yaitu
Gedung Taman Budaya Riau, diperuntukan sebagai pusat berbagai kegiatan seni dan
budaya.
Koleksi
museum ini berjumlah 4.298 buah, berupa koleksi geologi, biologi, etnografi,
arkeologi, sejarah, numismatik/heraldik, filologi, keramik, dan senirupa. Dengan
koleksi peninggalan sejarah yang cukup banyak, museum Sang Nila Utama ini bisa
dikatanan tidak kalah menarik dengan museum-museum yang ada di luar pulau
Sumatra. kemegahan dan kelengkapan yang disajikan dimuseum ini ternyata tidak
sepadan dengan pandangan masyarakat Pekanbaru khususnya, Museum yang berdiri 9
Juli 1994 ini ternyata nyaris tanpa pengunjung di setiap harinya. Hal yang
sangat miris untuk didengar tentunya.
Adapun
susunan penataan koleksi museum Sang Nila Utama adalah:
1) Pengenalan
umum dan aspek lingkungan, yang terdiri dari
Ø Panel
peta provinsi Riau
Ø Vitrin
koleksi hasil pertambangan mineral organic dan anorganik
Ø Vitrin
koleksi hasil pertambangan (granit, batu pasir, gamping, dll)
Ø Vitrin
beberapa koleksi jenis kayu (meranti, rengas,ramin, dll)
Ø Vitrin
koleksi beberapa fosil manusia purba dan fana purba
Ø Maket
geomorfologi provinsi Riau
Ø Panel
lambng-lambang daerah
Ø Vitrin
beberapa jenis binatang (harimau, tringgiling, dll)
Ø Maket
kilang minyak
2) Aspek
sejarah, terdiri dari:
Ø Vitrin
koleksi replica fosil pithecanthropus erectus
Ø Vitrin
koleksi kapak perimbas paleolitikum dan kapak batu dari zaman sumatralith dari
masa mesolitikum
Ø Vitrin
koleksi alat batu serpih bilah mesolitikum dan kapak batu
Ø Vitrin
koleksi keramik cina
Ø Vitrin
koleksi piring keramik belanda
Ø Vitrin
koleksi mata uang dari masa sebelum kemerdekaan sampai masa sesudah kemerdekaan
Ø Empat
buah stempel kerajaan Riau-Lingga
Ø Vitrin
replica koleksi payung kerajaan Siak
Ø Maket
mesjid penyengat
Ø Maket
candi muara takus
Ø Maket
istana siak
Ø Panel
foto Gubernur Riau dari yang pertama sampai sekarang
3) Aspek
kebudayaan
Ø Vitrin
alat koleksi menangkap ikan di sungai
Ø Vitrin
koleksi menangkap ikan di laut
Ø Vitrin
koleksi alat pertanian
Ø Vitrin
koleksi maruguok
Ø Diorama
pandai besi
Ø Diorama
kehidupan suku sakai
Ø Vitrin
koleksi alat berburu
Ø Vitrin
senjata tradisional
Ø Vitrin
koleksi alat music
Ø Vitrin
koleksi wadah air
Ø Vitrin
koleksi congklak, layang-layang
Museum ini buka dari hari senin-minggu, dimulai dari
jam 08.00 sampai jam 15.00 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar