Sabtu, 15 Desember 2012

MUSEUM SANG NILA UTAMA


A.    Pemberian nama Sang Nila Utama
Sang Nila Utama adalah nama yang diberikan kepada museum yang berasal dari nama seorang Raja Bintan yang berkuasa sekitar abad XIII Masehi di pulau Bintan. Museum ini pada awalnya belum diberi nama, namun atas inisiatif Kepala Museum waktu itu, ditunjuklah beberapa Budayawan Riau dengan surat keputusan tanggal 13 Oktober 1993, untuk mengusulkan beberapa nama yang termasyhur di Riau untuk dijadikan nama museum ini.
Menurut data sejarah, daerah Riau dahulu merupakan daerah kekuasaan kerajaan Sriwijaya antara abad ke-7 sampai abad ke-12. Pada masa puncak kejayaannya, kerajaan Sriwijaya merupakan pusat perdagangan internasional dan pusat pengajaran agama Budha di Asia Tenggara. Setelah kerajaan Sriwijaya runtuh akibat serangkaian invasi, banyak para Bangsawan kerajaan keturunan Dinasti Sailendra meninggalkan daerah yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kebesaran takhta leluhur mereka dengan mendirikan kerajaan-kerajaan baru. Salah satunya adalah Sang Sapurba, yang meninggalkan Palembang dengan diiringi oleh Mangkubumi yang tidak lain adalah mertuanya sendiri yaitu Demang Lebar Daun dan putranya Sang Nila Utama.
B.     Sarana dan Prasarana
Museum Sang Nila Utama terletak di Jl. Jendral Sudirman Pekanbaru, museum ini menyimpan berbagai aneka koleksi benda-benda sen dan budaya seperti pakaian adat, gaun pengantin, permainan rakyat seperti gasing, alat-alat musik dari berbagai daerah yang ada di Riau dan benda-benda bersejarah propinsi Riau lainnya.
Tidak jauh dari dari museum Sang Nila Utama ini terdapat satu bangunan khas dengan arsitektur melayu yang kental yaitu Gedung Taman Budaya Riau, dimana gedung ini digunakan sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni melayu Riau, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
1.      Gedung Perkantoran Museum
Gedung perkantoran museum ini terletak di belakang gedung induk. Adapun dalam gedung ini terdapat beberapa ruangan, antara lain :
a.       Ruang kepala museum
b.      Ruang pengolahan data
c.       Ruang storage koleksi
d.      Ruang kurator
e.       Ruang rapat
f.       Ruang pameran temporer
g.      Perpustakaan
h.      Ruang bimbingan
i.        Ruang konservasi dan preparasi
2.      Gedung Induk
Gedung induk terletak dibagian depan komplek museum daerah dengan bentuk bangunan bergaya arsitektur rumah Tradisional Melayu Riau. Pada gedung inilah sebagian besar koleksi museum dipamerankan secara tetap dalam jangka waktu yang panjang dengan pengertian akan diadakan renovasi tata pamerannya kembali setelah minimal 5 tahun lamanya.
3.      Gedung Audiotorium
Terletak disebelah kiri gedung (dilihat dari pintu masuk areal museum). Pada gedung inilah kelompok bimbingan edukasi cultural melaksanakan kegiatannya, antara lain ceramah, penyuluhan, peragaan dan lomba.
4.      Pos Jaga
Terletak disisi kiri dan kanan dekat dengan pintu masuk dan keluar museum.
5.      Taman
Terletak dihalaman depan dan belakang museum. Pada taman dihalaman depan terdapat kolam kecil dan miniature pompa angguk (alat pengeboran minyak bumi) sumbangan dari PT. Caltex Pasifik Indonesia. Taman pada halaman belakang dilengkapi dengan bangku taman dan sarana permainan anak-anak seperti ayunan, jungkit-jungkit serta mushollah.
6.      Koleksi Museum Daerah
Berdasarkan klasifikasi koleksi museum umum yang diterbitkan oleh direktorat permuseuman, yang merupakan klasifikasi penggolongan koleksi adalah :
a.       Geologika
b.      Biologika
c.       Etnografika
d.      Arkeologika
e.       Historika
f.       Numismatika dan Heraldika
g.      Fiologika
h.      Keramologika
i.        Seni rupa
j.        Teknologika
Museum yang dikenal dengan nama Sang Nila ini merupakan sebuah bangunan bergaya arsitektur tradisional Melayu yang terletak dijalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, tidak jauh dari Bandara Simpang Tiga. Museum yang buka tiap hari kecuali hari Senin dan hari-hari Besar. Museum ini menyimpan berbagai koleksi benda seni, sejarah dan budaya daerah Riau umumnya. Bersebelahan dengan Museum terdapat pula sebuah bangunan dengan ciri arsitektur yang hampir sama, yaitu Gedung Taman Budaya Riau, diperuntukan sebagai pusat berbagai kegiatan seni dan budaya.
Koleksi museum ini berjumlah 4.298 buah, berupa koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik/heraldik, filologi, keramik, dan senirupa. Dengan koleksi peninggalan sejarah yang cukup banyak, museum Sang Nila Utama ini bisa dikatanan tidak kalah menarik dengan museum-museum yang ada di luar pulau Sumatra. kemegahan dan kelengkapan yang disajikan dimuseum ini ternyata tidak sepadan dengan pandangan masyarakat Pekanbaru khususnya, Museum yang berdiri 9 Juli 1994 ini ternyata nyaris tanpa pengunjung di setiap harinya. Hal yang sangat miris untuk didengar tentunya.
Adapun susunan penataan koleksi museum Sang Nila Utama adalah:
1)      Pengenalan umum dan aspek lingkungan, yang terdiri dari
Ø  Panel peta provinsi Riau
Ø  Vitrin koleksi hasil pertambangan mineral organic dan anorganik
Ø  Vitrin koleksi hasil pertambangan (granit, batu pasir, gamping, dll)
Ø  Vitrin beberapa koleksi jenis kayu (meranti, rengas,ramin, dll)
Ø  Vitrin koleksi beberapa fosil manusia purba dan fana purba
Ø  Maket geomorfologi provinsi Riau
Ø  Panel lambng-lambang daerah
Ø  Vitrin beberapa jenis binatang (harimau, tringgiling, dll)
Ø  Maket kilang minyak
2)      Aspek sejarah, terdiri dari:
Ø  Vitrin koleksi replica fosil pithecanthropus erectus
Ø  Vitrin koleksi kapak perimbas paleolitikum dan kapak batu dari zaman sumatralith dari masa mesolitikum
Ø  Vitrin koleksi alat batu serpih bilah mesolitikum dan kapak batu
Ø  Vitrin koleksi keramik cina
Ø  Vitrin koleksi piring keramik belanda
Ø  Vitrin koleksi mata uang dari masa sebelum kemerdekaan sampai masa sesudah kemerdekaan
Ø  Empat buah stempel kerajaan Riau-Lingga
Ø  Vitrin replica koleksi payung kerajaan Siak
Ø  Maket mesjid penyengat
Ø  Maket candi muara takus
Ø  Maket istana siak
Ø  Panel foto Gubernur Riau dari yang pertama sampai sekarang
3)      Aspek kebudayaan
Ø  Vitrin alat koleksi menangkap ikan di sungai
Ø  Vitrin koleksi menangkap ikan di laut
Ø  Vitrin koleksi alat pertanian
Ø  Vitrin koleksi maruguok
Ø  Diorama pandai besi
Ø  Diorama kehidupan suku sakai
Ø  Vitrin koleksi alat berburu
Ø  Vitrin senjata tradisional
Ø  Vitrin koleksi alat music
Ø  Vitrin koleksi wadah air
Ø  Vitrin koleksi congklak, layang-layang
Museum ini buka dari hari senin-minggu, dimulai dari jam 08.00 sampai jam 15.00 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar